Salam Pramuka!
Merdeka belajar adalah proses pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses belajar. Dalam merdeka belajar, siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri cara belajarnya, memilih bahan pelajaran yang ingin dipelajari, dan mengevaluasi hasil belajar sendiri. Konsep ini bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal, meningkatkan minat dan motivasi belajar, serta membentuk sikap kemandirian.
Dalam pendidikan Kepramukaan Anjangsana adalah kegiatan menambah wawasan atau mengunjungi tempat-tempat tertentu yang bertujuan untuk menambah ilmu serta terinspirasi untuk terus berkreasi dan berprestasi dalam kepramukaan. Pada hari jumat tanggal 1 Desember 2023 pramuka penggalang SMP Negeri 2 Mendoyo melaksanakan kegiatan anjangsana ke Museum Purbakala yang bertempat di Gilimanuk Jembrana Bali. Selain menambah wawasan kegiatan ini juga diselingi dengan pemungutan sampah plastik yang ada di Penangkaran hutan bakau yaitu di dekat lokasi Pelabuhan Gilimanuk. Gerakan aksi bersih oleh pramuka penggalang SMP Negeri 2 Mendoyo diprakrasai oleh Bapak Kepala SMP Negeri 2 Mendoyo I Putu Gunarsa, S.Pd.,M.Pd., sebelum mengawali kegiatan anjangsana adik-adik dan kakak Pembina pramuka dilepas secara resmi oleh Bapak Kepala Sekolah dengan memberi nasehat agar bersungguh-sungguh melaksanakan kegiatan ini dengan penuh makna sehingga apa yang didapatkan nantinya menjadi lebih bermakna dalam kehidupan baik dalam kepramukaan serta kehidupan sehari-hari. Siswa yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 40 orang serta didampingi oleh 9 kakak Pembina.
Ada tiga lokasi yang kami kunjungi diantaranya adalah Museum Purbakala Gilimanuk, Pelabuhan Gilimanuk, dan Teluk Gilimanuk. Kami disambut hangat oleh Petugas museum Purbakala Gilimanuk, kami diberikan pengarahan serta mengabadikan momen dengan foto Bersama. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan berkunjung ke tiap-tiap gedung.
Museum Purbakala Gilimanuk adalah salah satu museum tempat peninggalan kuno manusia zaman prasejarah, yang ada di Gilimanuk Jembrana Bali. Museum ini memiliki fungsi multidimensional, yaitu dokumentasi budaya yang menyimpan dan memamerkan hasil penelitian arkeologi Gilimanuk, kedua sebagai pusat pelatihan arkeologi, dan sebagai wadah untuk anak muda atau generasi muda dalam mengenal jati diri,budaya, sejarah, dan rekreasi. Adik-adik penggalang sangat serius mendengarkan penjelasan dari petugas museum purbakala sehingga mereka mengetahui bagaimana tentang kehidupan serta alat-alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh manusia zaman prasejarah. Selepas dari museum kami menuju ke Pelabuhan Gilimanuk dari jarak yang dekat anak-anak mengetahui bagaimana proses kendaraan bermotor yang masuk ke dalam kapal laut yang akan melakukan perjalanan lewat jalur laut yaitu khususnya dari pulau Bali ke pulau Jawa dan mereka tahu situasi yang sama dengan keadaan di darat lalu lalang kapal laut setiap 30 menit bergantian ada yang datang dan ada yang pergi.
Tempat terakhir yang dikunjungi adalah Teluk Gilimanuk. Teluk merupakan suatu bagian laut atau perairan yang menjorok ke daratan. Teluk Gilimanuk yang tepatnya berada di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana yang merupakan daerah tempat wisata yang banyak memiliki potensi wisata yang belum banyak diketahui oleh wisatawan. Kawasan wisata yang ada di ujung barat pulau Bali ini merupakan pintu masuk Bali melalui jalur darat. Mulai dari pintu masuk ini kami sudah disuguhi dengan pemandangan Patung Dewa Siwa yang menjulang tinggi karena patung ini merupakan ikon dari teluk Gilimanuk. Adik-adik dan kakak Pembina bersama menaiki perahu layer, kami mengelilingi teluk Gilimanuk yang ditengahnya ada perkumpulan pepohonan hutan payau yang indah dilihat dari atas perahu serta ada beberapa spesies laut memunculkan wujudnya saat kami ada ditengah teluk. Karena keindahan teluk Gilimanuk, tidak terasa sudah 25 menit kami mengelilingi teluk Gilimanuk hingga waktu terasa kurang. Harapan kami semoga kedepannya kegiatan Anjangsana tetap berjalan sehingga menjadikan adik-adik penggalang dan Pembina Pramuka Spenduyo menjadi tetap menimba ilmu meskipun di luar kelas.
Penulis : Nita Dewi
Beri Komentar